Pendakian Gunung Merbabu Via Selo dari Bandung
Tepatnya pada tanggal 13-16 September 2018. Saya bersama 4 orang kawan lainnya merencanakan perjalanan menuju Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing sekaligus dengan rencana mendaki tektok Gunung Sindoro dan Camp di Gunung Sumbing. Namun tuhan berkata lain, 3 hari sebelum berangkat, Gunung Sindoro kebakaran hingga memutuskan niat kami untuk mendaki nya, akhirnya tekad kami bulat tetap pergi ke Sumbing dan mungkin akan ditambah dengan mendaki Gunung Prau jika memungkinkan. Namun, nasib berkata lain, 1 hari sebelum berangkat, Gunung Sumbing pun sama kebakaran. Kami resah, mau kemana nih? Banyak beberapa opsi gunung pilihan kami pada h-1 diantara nya Gunung Prau, namun 2 orang kawan pernah menyinggahi nya dan kami menghormati keputusan mereka yang tidak setuju untuk kembali mendaki Prau.
Lalu opsi kedua Gunung Kembang, yaitu Gunung yang didalam mitos setempat disebut sebagai 'anak nya Sindoro Sumbing'. Namun, kami tak begitu tertarik dengan opsi kedua ini. Opsi ketiga yaitu Gunung Slamet, rencana ini hampir terealisasi, karena Slamet adalah salah satu destinasi impian kami. Namun, keadaan fisik kami belum meyakinkan untuk mendaki Gunung Slamet, yang katanya tiada ampun. Opsi terakhir yaitu Gunung Merbabu, tanpa syarat dan perbincangan lanjut, kami memutuskan untuk Mendaki Gunung Merbabu via Selo.
Diawali pada hari kamis sore. Saya dan keempat kawan seperjalanan yaitu, Guru Matematika kami (pace), Alvino, Sandy dan Fauzi. Kami berangkat sehabis pulang sekolah, menuju Terminal Cicaheum, perjalanan dari rumah (kopo) kami lakukan sendiri sendiri, yaitu diantar oleh kerabat. Sampai pada akhirnya kami bertemu di Terminal Cicaheum pada pukul 17.00 WIB, kami membeli tiket menuju Boyolali melalui agensi Bandung Express dengan harga Rp.120.000.
Bus berangkat mulai pukul 19.00 WIB dari terminal Cicaheum menuju Boyolali melewati jalur Sumedang dan tiba di Boyolali pukul 05.30 WIB, sejenak beristirahat di terminal, tak lama datang seorang bapak-bapak yang menawarkan jasa angkutan menuju Basecamp Selo.
Di tawaran pertama, beliau menawarkan seharga Rp.50.000 namun beliau langsung menurunkan harga menjadi Rp.40.000. Kami berupaya untuk menawar kembali sampai akhirnya berhasil mendapat harga Rp.35.000. Lalu perjalanan dilanjutkan ke Basecamp Selo selama kurang lebih 40 menit - 1 jam tergantung kondisi lalulintas nya.
Sampai di Basecamp itu sekitar pukul 07.00 WIB, lalu kami packing ulang, bersih-bersih serta menikmati sarapan dengan menu telor ceplok + tempe orek dengan harga Rp.8000 saja. Lalu, pada pukul 08.30 kami memulai perjalanan dengan diawali mengurus simaksi dengan harga Rp.15.000 dengan mendapat bonus Stiker.
Perjalanan sekitar 2,5 - 3 jam tergantung kecepatan pendaki dan lama istirahat, saat itu kami menempuh waktu 2 jam, diperjalanan pos simaksi menuju pos 1, trek masih landai dengan beberapa tanjakan, monyet yang bergelantungan di pohon pinus akan menemani perjalanan sampai pos 1.
Berlanjut ke pos 2, perjalanan masih didominasi dengan hutan tropis yang tidak terlalu basah, tergantung musim juga sebetulnya, tapi saat kemarin, kebetulan sedang musim kemarau, jadi trek mulai berdebu saat setengah perjalanan menuju pos 2. Sampai di pos 2, terdapat shelter kecil yang bisa menampung 10-15 orang untuk berteduh, dan ada lahan kosong yang dapat menampung sekitar 8-10 tenda. Perjalanan dari pos 1 ke pos 2 kurang lebih 40 menit - 1 jam.
Perjalanan dari pos 2 menuju pos 3 mulai terbuka dengan pemandangan bukit-bukit didepan. Trek menuju pos 3 mulai mendaki bukit dengan kemiringan sekitar 40°, namun masih bisa dilewati dengan aman, karena pijakan masih jelas dan tidak terlalu berdebu. Perjalanan menuju pos 3 sekitar 1 jam. Sampai di pos 3, kita akan disuguhi pemandangan Gunung Merapi disebelah kanan dan bukit disebelah kiri. Pos 3 kerap dijadikan tempat mendirikan tenda atau camp karena letak nya yanh diatas puncak bukit yang luas.
Melanjutkan perjalanan ke Sabana 1 atau pos 4, disaat melihat trek dari pos 3 menuju Sabana 1, kaki sudah lemas dahulu, karena trek nya yang saat itu sangat berdebu dan mudah longsor. Kemiringan sekitar 60° dengan pijakan yang mudah longsor. Setengah perjalanan, mulai ada webbing untuk pegangan saat mendaki, karena kabarnya, jika mendaki Merbabu via Selo, inilah jalur terberat yang dilalui pendaki. Namun jangan khawatir, jika lelah tinggal balik kanan dan memandang Merapi dari kejauhan, jika malas balik kanan, tinggal tengok kanan atau kiri saja untuk melihat hamparan Edelweis yang indah. Estimasi waktu dari pos 3 menuju Sabana 1 sekitat 2 - 2,5 jam dan biasanya para pendaki mendirikan tenda di sabana 1, karena dapat menampung sangat banyak tenda dengan pemandangan yang cukup memukau.
Dari Sabana 1, kami tidak banayk istirahat, hanya perjalanan terganggu dengan foto-foto terlebih dahulu karena pemandangan yang indah. Kami sudah berada diatas awan pada saat itu, sempat kabut tipis, namun tak lama kembali cerah. Menuju Sabana 2, tempat kami mendirikan tenda, perjalanan ditemani oleh hamparan bukit bukit savana dan edelweis di kanan kiri. Trek didominasi oleh naik turun bukit yang tidak terlalu terjal, lelah tidak terasa karena pemandangan yang sungguh indah. Perjalanan sekitar 1 jam menuju Sabana 2.
Di Sabana 2, kami mendirikan tenda, pada saat itu hanya baru ada 1 rombongan di Sabana 2 yang sudah mendirikan tenda nya dengan kokoh. Karena pada hari Jum'at, Gunung tidak terlalu ramai, saat itu hanya di Sabana 2, sekitar petang pulul 18.00 datang lagi 2 rombongan yang mendirikan tenda di Sabana 2. Total hanya 4 rombongan yang bermalam di Sabana 2.
Sore hari, sekitar pukul 16.30 WIB, di Sabana 2 angin sudah sangat kencang, bahkan tangan mulai mengeras dan menggigil jika terkena air. Menjelang malam, terjadilah badai angin sepanjang malam. Padahal saat itu, bintang sungguh bertebaran, bahkan Milky Way nya pun terlihat ditambah dengan Bulan yang bulat sempurna. Namun apa daya, badai telah datang. Lebih baik berdiam di tenda menikmati hangat nya kopi daripada menggigil diluar tenda terkena badai.
Kami melakukan Summit Attack menuju Puncak Kenteng Songo pada pukul 04.00, perjalanan sekitar 2 jam. Niat awal, kami akan melakukan Summit Attack pada pukul 03.00 namun apadaya mata tak terbuka, rencana tetap menjadi rencana. Namun, dengan mata sayu mengantuk, kami berjalan berlahan menuju Puncak dengan melewati beberapa bukit, perjalanan mulai terasa pengap, karena ketinggian sudah di angka 3000+ ditambah angin kencang. Jadi, oksigen sedikit berkurang.
Diperjalanan, kami kesiangan, dengan munculnya Fajar dari ufuk timur, terlihat indah dan memukau nya mentari pagi, sejenak menghentikan perjalanan kami. Sekitar berjalanan 2 jam, kami tiba di Puncak ysng sedikit ramai, terlihat dari jauh si kembar Sindoro Sumbing yang terlihat mungil, lalu dengan gagah nya Merapi menampakkan diri.
Tak lama, kami turun dari puncak menuju tempat camp dengan waktu yang lebih singkat, sekitar 1 jam. Kami berkemas dan memasak lalu turun pada pukul 09.00, perjalanan turun, kami lakukam tanpa istirahat sampai pos 2, di pos 2 kami istirahat sejenak untuk ngopi-ngopi dan bercengkrama dengan pendaki lain yang baru naik ataupun yang sama sama turun.
Perjalanan dilanjutkan menuju basecamp tanpa istirahat. Akhirnya tina di Basecamp pada pukul 12.30 WIB.
Namun, mobil yang mengantarkan kami, saat turun menuju Terminal Boyolali, membawa 2 pendaki lain dari Jakarta yang akan pergi Ke Jogja. Kami berangkat sama-sama menuju Terminal Boyolali dengan ongkos yang sama pula, yaitu Rp.35.000.
Tanpa diduga, kami pun jadi ikut ke Jogja setelah beberapa saat menimang-nimang dan mengjitung sisa uang yang kami punya. Akhirnya kami ber 7 melanjutkan perjalanan ke Jogja dengan men-carter kembali mobil yang mengantarkan kami ke Basecamp dengan tawar menawar yang cukup sengit. Kali ini hanya turun harga sebesar Rp.10.000 saja, karena harga awal yang ditawarkan Rp.50.000 kami mendapatlan harga Rp.40.000 diantarkan dari Boyolali menuju Malioboro.
Perjalanan dari Boyolali menuju Jogja menghabiskan waktu sekitar 3 jam. Tiba di Jogja saat Maghrib, kami langsung berpencar bersama 2 orang pendaki asal Jakarta itu. Sepanjang malam di Malioboro, kami habiskan dengan berjalan-jalan, kulineran dan menonton pertunjukan. Rencana awal kami akan pulang esok pagi, pada hari minggu.
Namun, karena kondisi fisik kami yang sudah sangat lelah, kami memutuskan menggunakan Grab menuju Terminal Giwangan, dengan harga Rp.50.000, tepat sasaran. Karena saat itu hanya ada 1 bis menuju Bandung dengan keberangkatan pukul 03.15 WIB, dengan sisa kursi 5 kursi saja. Harga tiket Bis sampai Bandung yaitu Rp.115.000 lebih murah dari tiket sebelumnya. Dengan fasilitas jauh lebih baik dari Bis yang sebelumnya kami gunakan dari Bandung menuju Boyolali.
Mungkin segitu aja cerita pendakian kali ini. Beberapa foto yang diambil akan dirangkum dibawah inii
Itu hanya beberapa foto yang diambil secara asal, karena gak sempat foto-foto banyak. Sisa nya bisa temen-temen lihat di google atau vlog orang lain di youtube okee.
Rangkuman Biaya Bandung-Merbabu
- Cicaheum - Boyolali = Bandung Express Rp.120.000 / org
-Boyolali - Basecamp = Carter mobil Rp. 35.000 / org
- Simaksi = Rp. 15.000
-Basecamp - T. boyolali = Rp.35.000 / org
- Bis Boyolali - Bandung = Rp. 120.000
Total : Rp. 325.000
Ditambah Short Trip Jogja
- Cicaheum - Boyolali = Rp. 120.000
- Boyolali - Basecamp = Rp. 35.000
- Simaksi = Rp. 15.000
- Basecamp - T. Boyolali = Rp. 35.000
- T. Boyolali - Jogja = Rp. 40.000
- Jogja - T. Giwangan = Rp. 10.000
- T. Giwangan - Bandung = Rp. 115.000
Total : Rp. 370.000
Lalu opsi kedua Gunung Kembang, yaitu Gunung yang didalam mitos setempat disebut sebagai 'anak nya Sindoro Sumbing'. Namun, kami tak begitu tertarik dengan opsi kedua ini. Opsi ketiga yaitu Gunung Slamet, rencana ini hampir terealisasi, karena Slamet adalah salah satu destinasi impian kami. Namun, keadaan fisik kami belum meyakinkan untuk mendaki Gunung Slamet, yang katanya tiada ampun. Opsi terakhir yaitu Gunung Merbabu, tanpa syarat dan perbincangan lanjut, kami memutuskan untuk Mendaki Gunung Merbabu via Selo.
Diawali pada hari kamis sore. Saya dan keempat kawan seperjalanan yaitu, Guru Matematika kami (pace), Alvino, Sandy dan Fauzi. Kami berangkat sehabis pulang sekolah, menuju Terminal Cicaheum, perjalanan dari rumah (kopo) kami lakukan sendiri sendiri, yaitu diantar oleh kerabat. Sampai pada akhirnya kami bertemu di Terminal Cicaheum pada pukul 17.00 WIB, kami membeli tiket menuju Boyolali melalui agensi Bandung Express dengan harga Rp.120.000.
Bus berangkat mulai pukul 19.00 WIB dari terminal Cicaheum menuju Boyolali melewati jalur Sumedang dan tiba di Boyolali pukul 05.30 WIB, sejenak beristirahat di terminal, tak lama datang seorang bapak-bapak yang menawarkan jasa angkutan menuju Basecamp Selo.
Di tawaran pertama, beliau menawarkan seharga Rp.50.000 namun beliau langsung menurunkan harga menjadi Rp.40.000. Kami berupaya untuk menawar kembali sampai akhirnya berhasil mendapat harga Rp.35.000. Lalu perjalanan dilanjutkan ke Basecamp Selo selama kurang lebih 40 menit - 1 jam tergantung kondisi lalulintas nya.
Sampai di Basecamp itu sekitar pukul 07.00 WIB, lalu kami packing ulang, bersih-bersih serta menikmati sarapan dengan menu telor ceplok + tempe orek dengan harga Rp.8000 saja. Lalu, pada pukul 08.30 kami memulai perjalanan dengan diawali mengurus simaksi dengan harga Rp.15.000 dengan mendapat bonus Stiker.
Perjalanan sekitar 2,5 - 3 jam tergantung kecepatan pendaki dan lama istirahat, saat itu kami menempuh waktu 2 jam, diperjalanan pos simaksi menuju pos 1, trek masih landai dengan beberapa tanjakan, monyet yang bergelantungan di pohon pinus akan menemani perjalanan sampai pos 1.
Berlanjut ke pos 2, perjalanan masih didominasi dengan hutan tropis yang tidak terlalu basah, tergantung musim juga sebetulnya, tapi saat kemarin, kebetulan sedang musim kemarau, jadi trek mulai berdebu saat setengah perjalanan menuju pos 2. Sampai di pos 2, terdapat shelter kecil yang bisa menampung 10-15 orang untuk berteduh, dan ada lahan kosong yang dapat menampung sekitar 8-10 tenda. Perjalanan dari pos 1 ke pos 2 kurang lebih 40 menit - 1 jam.
Perjalanan dari pos 2 menuju pos 3 mulai terbuka dengan pemandangan bukit-bukit didepan. Trek menuju pos 3 mulai mendaki bukit dengan kemiringan sekitar 40°, namun masih bisa dilewati dengan aman, karena pijakan masih jelas dan tidak terlalu berdebu. Perjalanan menuju pos 3 sekitar 1 jam. Sampai di pos 3, kita akan disuguhi pemandangan Gunung Merapi disebelah kanan dan bukit disebelah kiri. Pos 3 kerap dijadikan tempat mendirikan tenda atau camp karena letak nya yanh diatas puncak bukit yang luas.
Melanjutkan perjalanan ke Sabana 1 atau pos 4, disaat melihat trek dari pos 3 menuju Sabana 1, kaki sudah lemas dahulu, karena trek nya yang saat itu sangat berdebu dan mudah longsor. Kemiringan sekitar 60° dengan pijakan yang mudah longsor. Setengah perjalanan, mulai ada webbing untuk pegangan saat mendaki, karena kabarnya, jika mendaki Merbabu via Selo, inilah jalur terberat yang dilalui pendaki. Namun jangan khawatir, jika lelah tinggal balik kanan dan memandang Merapi dari kejauhan, jika malas balik kanan, tinggal tengok kanan atau kiri saja untuk melihat hamparan Edelweis yang indah. Estimasi waktu dari pos 3 menuju Sabana 1 sekitat 2 - 2,5 jam dan biasanya para pendaki mendirikan tenda di sabana 1, karena dapat menampung sangat banyak tenda dengan pemandangan yang cukup memukau.
Dari Sabana 1, kami tidak banayk istirahat, hanya perjalanan terganggu dengan foto-foto terlebih dahulu karena pemandangan yang indah. Kami sudah berada diatas awan pada saat itu, sempat kabut tipis, namun tak lama kembali cerah. Menuju Sabana 2, tempat kami mendirikan tenda, perjalanan ditemani oleh hamparan bukit bukit savana dan edelweis di kanan kiri. Trek didominasi oleh naik turun bukit yang tidak terlalu terjal, lelah tidak terasa karena pemandangan yang sungguh indah. Perjalanan sekitar 1 jam menuju Sabana 2.
Di Sabana 2, kami mendirikan tenda, pada saat itu hanya baru ada 1 rombongan di Sabana 2 yang sudah mendirikan tenda nya dengan kokoh. Karena pada hari Jum'at, Gunung tidak terlalu ramai, saat itu hanya di Sabana 2, sekitar petang pulul 18.00 datang lagi 2 rombongan yang mendirikan tenda di Sabana 2. Total hanya 4 rombongan yang bermalam di Sabana 2.
Sore hari, sekitar pukul 16.30 WIB, di Sabana 2 angin sudah sangat kencang, bahkan tangan mulai mengeras dan menggigil jika terkena air. Menjelang malam, terjadilah badai angin sepanjang malam. Padahal saat itu, bintang sungguh bertebaran, bahkan Milky Way nya pun terlihat ditambah dengan Bulan yang bulat sempurna. Namun apa daya, badai telah datang. Lebih baik berdiam di tenda menikmati hangat nya kopi daripada menggigil diluar tenda terkena badai.
Kami melakukan Summit Attack menuju Puncak Kenteng Songo pada pukul 04.00, perjalanan sekitar 2 jam. Niat awal, kami akan melakukan Summit Attack pada pukul 03.00 namun apadaya mata tak terbuka, rencana tetap menjadi rencana. Namun, dengan mata sayu mengantuk, kami berjalan berlahan menuju Puncak dengan melewati beberapa bukit, perjalanan mulai terasa pengap, karena ketinggian sudah di angka 3000+ ditambah angin kencang. Jadi, oksigen sedikit berkurang.
Diperjalanan, kami kesiangan, dengan munculnya Fajar dari ufuk timur, terlihat indah dan memukau nya mentari pagi, sejenak menghentikan perjalanan kami. Sekitar berjalanan 2 jam, kami tiba di Puncak ysng sedikit ramai, terlihat dari jauh si kembar Sindoro Sumbing yang terlihat mungil, lalu dengan gagah nya Merapi menampakkan diri.
Tak lama, kami turun dari puncak menuju tempat camp dengan waktu yang lebih singkat, sekitar 1 jam. Kami berkemas dan memasak lalu turun pada pukul 09.00, perjalanan turun, kami lakukam tanpa istirahat sampai pos 2, di pos 2 kami istirahat sejenak untuk ngopi-ngopi dan bercengkrama dengan pendaki lain yang baru naik ataupun yang sama sama turun.
Perjalanan dilanjutkan menuju basecamp tanpa istirahat. Akhirnya tina di Basecamp pada pukul 12.30 WIB.
Namun, mobil yang mengantarkan kami, saat turun menuju Terminal Boyolali, membawa 2 pendaki lain dari Jakarta yang akan pergi Ke Jogja. Kami berangkat sama-sama menuju Terminal Boyolali dengan ongkos yang sama pula, yaitu Rp.35.000.
Tanpa diduga, kami pun jadi ikut ke Jogja setelah beberapa saat menimang-nimang dan mengjitung sisa uang yang kami punya. Akhirnya kami ber 7 melanjutkan perjalanan ke Jogja dengan men-carter kembali mobil yang mengantarkan kami ke Basecamp dengan tawar menawar yang cukup sengit. Kali ini hanya turun harga sebesar Rp.10.000 saja, karena harga awal yang ditawarkan Rp.50.000 kami mendapatlan harga Rp.40.000 diantarkan dari Boyolali menuju Malioboro.
Perjalanan dari Boyolali menuju Jogja menghabiskan waktu sekitar 3 jam. Tiba di Jogja saat Maghrib, kami langsung berpencar bersama 2 orang pendaki asal Jakarta itu. Sepanjang malam di Malioboro, kami habiskan dengan berjalan-jalan, kulineran dan menonton pertunjukan. Rencana awal kami akan pulang esok pagi, pada hari minggu.
Namun, karena kondisi fisik kami yang sudah sangat lelah, kami memutuskan menggunakan Grab menuju Terminal Giwangan, dengan harga Rp.50.000, tepat sasaran. Karena saat itu hanya ada 1 bis menuju Bandung dengan keberangkatan pukul 03.15 WIB, dengan sisa kursi 5 kursi saja. Harga tiket Bis sampai Bandung yaitu Rp.115.000 lebih murah dari tiket sebelumnya. Dengan fasilitas jauh lebih baik dari Bis yang sebelumnya kami gunakan dari Bandung menuju Boyolali.
Mungkin segitu aja cerita pendakian kali ini. Beberapa foto yang diambil akan dirangkum dibawah inii
Itu hanya beberapa foto yang diambil secara asal, karena gak sempat foto-foto banyak. Sisa nya bisa temen-temen lihat di google atau vlog orang lain di youtube okee.
Rangkuman Biaya Bandung-Merbabu
- Cicaheum - Boyolali = Bandung Express Rp.120.000 / org
-Boyolali - Basecamp = Carter mobil Rp. 35.000 / org
- Simaksi = Rp. 15.000
-Basecamp - T. boyolali = Rp.35.000 / org
- Bis Boyolali - Bandung = Rp. 120.000
Total : Rp. 325.000
Ditambah Short Trip Jogja
- Cicaheum - Boyolali = Rp. 120.000
- Boyolali - Basecamp = Rp. 35.000
- Simaksi = Rp. 15.000
- Basecamp - T. Boyolali = Rp. 35.000
- T. Boyolali - Jogja = Rp. 40.000
- Jogja - T. Giwangan = Rp. 10.000
- T. Giwangan - Bandung = Rp. 115.000
Total : Rp. 370.000
Mantep dah ntar kapan2 ajak ajak:v semoga sukses yaa blog nya
BalasHapusMakasih-makasih, okedeh kapan kapan nge trip bareng yoo
BalasHapusterimakasih banyak sangat membantu, karna sama persis dengan renaca saya sudah lebaran ini ww
BalasHapusWahh mantap, sukses yaa
Hapus